Teknologi 3D Printing menawarkan kebebasan desain untuk menghasilkan objek unik dan bentuk kompleks atau organik yang mahal atau tidak mungkin diproduksi dengan metode manufaktur tradisional. Manfaat-manfaat ini sangat menarik untuk berbagai aplikasi yang berhubungan dengan makanan. Namun, jika hasil 3D Printing bersentuhan dengan makanan, Anda harus mempertimbangkan apakah bahan cetakan memenuhi syarat food grade. Syarat food grade penting untuk menghindari kontak dengan zat beracun dan mencegah penumpukan bakteri berbahaya.
Tentang Syarat Food Grade
Food grade berarti bahan tersebut aman untuk dikonsumsi manusia atau diizinkan bersentuhan dengan makanan. Aman untuk pangan berarti suatu bahan food grade memenuhi syarat dari tujuan penggunaannya dan tidak akan menimbulkan bahaya keamanan pangan. Permukaan yang bersentuhan dengan makanan mencakup segala permukaan yang mungkin bersentuhan langsung dengan makanan. Permukaan ini harus terbuat dari bahan tidak beracun dan tahan terhadap lingkungan tujuan penggunaannya, termasuk paparan terhadap senyawa pembersih, bahan sanitasi, dan prosedur pembersihan.
Syarat food grade dan aman untuk pangan menyangkut cara khusus menelan objek, yang disebut migrasi. Partikel sekecil beberapa nanometer dapat berpindah setiap kali berbagai bahan bertemu satu sama lain. Misalnya, dari komponen printer 3D ke objek hasil 3D Printing, dan dari objek ke makanan. Karena tingkat migrasi sangat rendah jika terjadi kontak sesekali, penilaian makanan biasanya menyangkut benda-benda yang bersentuhan lama dengan makanan seperti wadah, sedotan, perkakas, piring, dan cetakan makanan.
Poin-Poin Penting untuk Food Grade 3D Printing
Tempat Menumpuknya Bakteri
Objek hasil 3D Printing dapat menjadi wadah penumpukan bakteri dalam beberapa minggu. Beberapa material 3D Printing dapat bertahan di mesin pencuci piring, dan demikian pula bakteri berbahaya seperti E. coli dan salmonella yang hidup di sudut dan celah kecil. Beberapa jamur beracun menemukan kondisi pertumbuhan yang menguntungkan pada beberapa jenis plastik dan sulit dihilangkan. Membersihkan polimer dengan pemutih atau microwave bukanlah pilihan untuk menghilangkan kuman.
Penumpukan bakteri mungkin bukan masalah pada objek sekali pakai. Namun, jika Anda berencana membuat komponen untuk penggunaan jangka panjang, lebih baik menggunakan lapisan yang aman untuk makanan.
Pelapis dan Segel yang Aman untuk Pangan
Pilihan terbaik untuk mengurangi risiko migrasi partikel dan penumpukan bakteri adalah dengan melapisi objek hasil 3D Printing dengan resin epoksi atau poliuretan food grade untuk menutup permukaan objek. Namun, pelapisan tidak menjamin keamanan pangan untuk penggunaan jangka panjang. Ini karena tidak semua pelapis aman untuk dicuci dengan mesin pencuci piring. Selain itu, bahan pelapis dapat rusak seiring berjalannya waktu, sehingga memperlihatkan permukaan aslinya, yang berpotensi tidak aman untuk pangan.
Keamanan dalam Mesin Cuci Piring
Sebagian besar bahan 3D Printing memiliki suhu defleksi panas (HDT) yang rendah. Ini berarti objek 3D Printing mungkin menjadi rapuh dan retak, atau berubah bentuk dan melengkung pada suhu tinggi. Jika Anda berencana membersihkan objek di mesin pencuci piring, pastikan untuk memeriksa ulang apakah bahan tersebut aman untuk mesin pencuci piring dan apakah ada rekomendasi khusus untuk suhu pencucian.
Alat 3D Printing yang Aman untuk Pangan
Partikel dapat berpindah dari komponen printer 3D ke hasil 3D Printing. Jadi, komponen printer yang menyentuh material atau hasil 3D Printing harus aman untuk makanan (food grade) dan tidak mengandung atau melepaskan bahan kimia berbahaya. Penting juga untuk melakukan tindakan pencegahan saat menggunakan beberapa bahan. Ini karena beberapa bahan yang sebelumnya digunakan dalam printer 3D mungkin mengandung partikel beracun dan bersentuhan dengan beberapa komponen.
Material 3D Printing yang Aman untuk Pangan
Banyak bahan 3D Printing yang tidak aman untuk makanan dan mungkin mengandung bahan kimia beracun. Hanya gunakan bahan yang bersertifikat food grade untuk mencetak objek yang bertujuan untuk kontak dengan makanan.
Lama Kontak dengan Makanan
Resiko migrasi lebih tinggi jika makanan terkena objek dalam jangka waktu lama. Cobalah membatasi waktu kontak objek hasil 3D Printing dengan makanan. Selain itu, lakukan tindakan pencegahan lebih lanjut pada bagian-bagian yang akan bersentuhan dengan makanan dalam jangka waktu yang lebih lama.