Ada dua struktur organisasi utama dari industri manufaktur: terpusat dan terdesentralisasi. Manufaktur terpusat bergantung pada satu pabrik atau satu lokasi untuk memproduksi barang. Pengoperasian pabrik terpusat cenderung lebih murah karena penggunaan peralatan yang sama yang dapat memproduksi satu produk dalam jumlah besar.
Meskipun manufaktur terpusat lebih murah untuk memproduksi barang dalam jumlah besar, namun fleksibilitasnya kurang. Misalnya, jika permintaan suatu produk berubah atau ada permintaan produk baru, mungkin perlu merombak ulang seluruh sistem pabrik untuk permintaan tersebut. Bisa jadi Anda perlu melengkapi kembali seluruh mesin, membuat jig dan cetakan baru, melatih kembali personel di lokasi, atau bahkan mencari bahan yang biasanya tidak Anda gunakan.
Manufaktur terdesentralisasi adalah cara alternatif untuk menciptakan barang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak ada pada manufaktur terpusat. Manufaktur terdesentralisasi lebih fleksibel dari pada yang terpusat. Pabrik-pabrik yang terdesentralisasi menghasilkan volume barang lebih rendah namun dapat lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan permintaan dan gangguan terhadap pasar.
Ketangkasan ini memungkinkan barang mencapai pasar lebih cepat dan memungkinkan tingkat penyesuaian yang lebih besar saat memproduksi suku cadang. Namun, manufaktur yang terdesentralisasi membutuhkan lebih banyak modal dan sumber daya saat memulai. Pabrik model ini juga memiliki unit per biaya yang lebih tinggi. Biaya menjadi tinggi karena pabrik tidak mampu melakukan produksi massal seperti pabrik terpusat. Namun, kemajuan dalam manufaktur aditif sudah mulai mengatasi hambatan biaya ini.
Pengaruh 3D Printing pada Manufaktur Terdesentralisasi
Manufaktur aditif, yang lebih terkenal sebagai 3D Printing, telah memungkinkan suku cadang, komponen, dan produk diproduksi dari model digital. Penerapan 3D Printing telah menyebar ke berbagai industri karena produksinya cepat dan biaya relatif rendah saat melakukan iterasi pada desain.
Manufaktur aditif cocok dengan model manufaktur terdesentralisasi. Karena tingkat fleksibilitas 3D Printing yang tinggi, volume produksi yang lebih rendah, dan potensi penyesuaian secara keseluruhan. Manfaat memiliki alat produksi yang lebih kecil namun lebih gesit juga berkontribusi dalam menurunkan biaya rantai pasokan secara keseluruhan.
Bisnis-bisnis besar yang bergantung pada manufaktur terpusat perlahan-lahan mulai menggunakan software yang memungkinkan printer 3D bekerja dalam sistem pabrik saat ini seperti ERP, PLM, dan MES. Penerapan teknologi software 3D Printing memungkinkan bisnis yang dulunya tidak fleksibel untuk merespons perubahan pasar dengan lebih baik. Ini karena 3D Printing memberi banyak pabrik fleksibilitas yang menyertai desentralisasi.
Misalnya, perusahaan Ford telah mulai menggunakan manufaktur aditif untuk membuat suku cadang yang dapat dikustomisasi guna memenuhi perubahan kebutuhan pasar. Ketika semakin banyak perusahaan mengadopsi manufaktur aditif, desentralisasi manufaktur akan menjadi lebih umum sebagai metode produksi.