Pencetakan 3D, atau di kenal juga sebagai additive manufacturing, adalah proses pembuatan objek tiga dimensi dari model digital. Pencetakan 3D di lakukan dengan menambahkan lapisan demi lapisan material hingga objek selesai. Ini berbeda dari metode pemotongan atau penggilingan yang menghilangkan material dari blok besar. Berbagai bahan dapat di gunakan dalam pencetakan 3D, seperti PLA, ABS, resin dan lain lain. Pilihan bahan tergantung pada aplikasi dan kebutuhan kekuatan serta ketahanan objek.
1. PLA (Polylactic Acid)
PLA adalah salah satu material paling populer dan di gunakan oleh banyak pelaku dan aktivis pencetakan 3D. Alasan menggunakan PLA adalah karena ia merupakan bahan baku alami, sehingga akan terurai saat menyentuh tanah. Dari segi harga, produk ini secara umum murah dan membutuhkan kapasitas leleh yang rendah. Karena tidak memerlukan suhu tinggi, bantalan motor tidak lagi di perlukan. Kemungkinan terbakarnya benda- benda di dekatnya juga rendah.
Keunggulan:
Mudah di gunakan dan di print pada suhu rendah.
Tidak memerlukan pemanas atau lembaran pemanas pada printer 3D.
Menghasilkan cetakan dengan detail yang tinggi dan permukaan yang halus.
Kekurangan:
Kurang tahan terhadap suhu tinggi.
Kekuatan mekanik dan daya tahannya tidak setinggi beberapa bahan lain.
Aplikasi:
Model dekoratif.
Mainan.
2. ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene)
ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene) adalah bahan pencetakan 3D yang populer karena kekuatan dan daya tahannya. Keunggulannya antara lain ketahanan terhadap benturan dan suhu tinggi, serta fleksibilitas dalam bentuk akhir. Namun, ABS memerlukan suhu pencetakan yang tinggi dan cenderung mengeluarkan asap berbahaya. Oleh karena itu, ventilasi yang baik sangat penting selama pencetakan. Dengan demikian, meskipun ABS merupakan bahan yang serbaguna, penting untuk menimbang faktor-faktor seperti pencetakan dan kesehatan saat memilih material ini. ABS juga dapat dilunakkan dengan aseton untuk mendapatkan permukaan yang lebih halus.
Keunggulan:
Kekuatan mekanik yang baik dan ketahanan terhadap benturan.
Tahan terhadap suhu yang lebih tinggi di bandingkan PLA.
Kekurangan:
Memerlukan suhu cetak yang lebih tinggi dan sering kali memerlukan lembaran pemanas.
Mengeluarkan bau yang tidak sedap saat dipanaskan.
Aplikasi:
Bagian fungsional yang memerlukan ketahanan dan kekuatan.
Komponen otomotif dan peralatan rumah tangga.
3. PETG (Polyethylene Terephthalate Glycol)
PETG adalah poliester termoplastik yang berasal dari plastik PET. Dalam strukturnya, jenis plastik ini mengandung glikol yang di tambahkan untuk menghasilkan karakteristik kimia tertentu. Seperti plastik PET, jenis plastik ini biasanya berwarna terang. Plastik PETG sangat mudah di modifikasi atau di potong menjadi berbagai bentuk untuk penerapan panas, karena termasuk dalam kategori termoplastik. Artinya plastik PETG memiliki aplikasi yang sangat berbeda-beda di berbagai industri. Dengan kata lain, PETG menggabungkan kekuatan dan fleksibilitas dalam satu material, yang membuatnya sangat cocok untuk berbagai jenis proyek cetak 3D.
Keunggulan:
Lebih tahan terhadap kelembapan dan kimia di bandingkan PLA dan ABS.
Mudah di cetak dengan tingkat warping yang rendah.
Kekurangan:
Sedikit lebih sulit untuk di print di bandingkan PLA.
Permukaan cetakan bisa menjadi sedikit lebih kasar.
Aplikasi:
Botol dan wadah.
Komponen yang memerlukan ketahanan kimia.
4. Resin
Resin merupakan cetak 3D yang di gunakan dalam printer berbasis SLA (Stereolithography) atau DLP (Digital Light Processing). Bahan ini memberikan hasil cetakan dengan detail tinggi dan permukaan yang halus. Dengan kata lain, resin yang digunakan harus memiliki sifat-sifat tertentu untuk memastikan hasil cetak yang optimal. Mencetak objek dengan resin biasanya memerlukan waktu pengeringan tambahan di bawah sinar UV untuk mencapai kekuatan maksimal. Benda resin sering kali perlu dicuci dalam larutan isopropanol untuk menghilangkan sisa resin yang belum diolah dan perawatan pasca cetak lainnya.
Keunggulan:
Detail cetakan yang sangat tinggi.
Permukaan cetakan yang sangat halus.
Kekurangan:
Memerlukan proses curing pasca cetak untuk mencapai kekuatan penuh.
Bisa menjadi toksik dan memerlukan penanganan yang hati-hati.
Aplikasi:
Prototipe dengan detail tinggi.
Model perhiasan dan miniatur.
5. TPU (Thermoplastic Polyurethane)
TPU (Polyurethane Thermoplastic) adalah bahan fleksibel yang sering di gunakan dalam pencetakan 3D. Ia dikenal karena elastisitasnya, ketahanannya terhadap abrasi dan ketahanan terhadap bahan kimia. TPU sangat ideal untuk membuat benda yang memerlukan fleksibilitas dan kekuatan, seperti casing ponsel atau suku cadang kendaraan. Namun, pencetakan TPU bisa jadi sulit karena sifatnya yang fleksibel, seringkali memerlukan pengaturan printer yang tepat dan kecepatan cetak yang lebih lambat.
Keunggulan:
Fleksibilitas dan elastisitas tinggi.
Tahan terhadap abrasi dan bahan kimia.
Kekurangan:
Memerlukan pengaturan printer yang tepat untuk pencetakan yang berhasil.
Cenderung lebih sulit untuk di cetak di bandingkan bahan kaku seperti PLA dan ABS.
Aplikasi:
Komponen yang memerlukan fleksibilitas seperti casing ponsel atau bantalan.
Produk yang memerlukan daya tahan tinggi terhadap keausan.